Latest Post

Berita Seragam Pramuka Terbaru

Written By MI Ma'arif NU Karangnangka on Selasa, 05 November 2013 | 07.20

Seragam Pramuka Terbaru. Gerakan Pramuka melakukan perubahan pakaian seragam pramuka yang diatur dalam Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor 174 Tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pakaian Seragam Anggota Gerakan Pramuka yang menggantikan Keputusan Kwartir nasional Gerakan Pramuka Nomor 226 Tahun 2007. Dalam Petunjuk Penyelenggaraan tersebut terdapat perubahan Pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka dari seragam yang lama ke Seragam yang baru. 

Ada beberapa perubahan atau perbedaan yang mencolok antara seragam yang baru dengan seragam yang lama, antara lain :

  1. Pada pakaian seragam tingkat Pramuka Siaga putera maupun puteri, adanya penambahan berupa list berwarna coklat tua pada bagian lengan dan saku.
  2. Untuk anggota pramuka tingkat Penggalang puteri, pada baju  seragam sama dengan baju seragam untuk anggota putera yang dimana memamakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dan tidak terdapat lipatan melintang di atas dada. Sebelumnya baju seragam puteri tidak terdapat saku di dada dan terdapat lipatan di atas dada, atau baju seragam antara putera dan puteri mengenakan model pakaian yang berbeda 
  3. Untuk anggota puteri semua tingkatan menggunakan setangan leher seperti setangan leher Putera dan menggunakan ring, yang dimana sebelumnya anggota puteri mengenakan Pita Leher.
  4. Tutup kepala anggota puteri untuk tingkat Penggalang, Penegak, dan Pandega dengan tutup kepala berbahan laken/beludru. Sebelumnya menggunakan tutup kepala yang terbuat dari anyaman
  5.  Untuk anggota putera untuk tingkat Penggalang, Penegak, dan Pandega, adanya Penambahan saku timbul di kanan kiri celana dan saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri yang jumlah sakunya sebanyak enam saku. Sebelumnya anggota putera mengenakan celana dengan  empat saku berupa dua saku dalam di samping kanan dan kiri serta dua saku lagi di belakang kanan kiri.
Berikut ini gambar pakaian seragam anggota Gerakan Pramuka sesuai salinan PP no. 174 Tahun 2012.

















  
  
  
  
 
  
 

 

Berita Kompetisi Sains Madrasah

Foto  Sebagai upaya menumbuhkan kecintaan pelajar madrasah terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) serta penelitian. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam (Pendis) menggelar Kompetisi Sains Madrasah (KSM) Tingkat Nasional Tahun 2013.
Bersamaan dengan KSM juga digelar Ajang Kompetisi Seni dan Olahraga Madrasah (Aksioma), kedua kegiatan tersebut digelar di Malang, 5 sampai 9 November 2013 mendatang. Menurut Direktur Pendidikan Madrasah Nur Kholis Setiawan, kegiatan ini diikuti oleh Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah terbaik di tingkat provinsi tersebut, adalah untuk menumbuhkan tradisi riset dari tingkat paling dasar.
Nur Kholis yang juga Guru Besar UIN Yogyakarta, penyelenggaraan kompetisi dimaksudkan untuk mengukur keberhasilan anak didik dalam kegiatan belajar, juga membuka ruang mereka untuk berkreasi dengan ilmu yang didapatnya.

"Intinya kami ingin riset bukan menjadi kegiatan yang jelimet. Karena kehidupan sehari-hari seperti pedagang juga riset. Kita tumbuhkan budaya riset sejak dini kepada siswa madrasah," kata Nur Kholis dalam konferensi pers di Kemenag.

"Kami juga ingin siswa Madrasah kita seimbang dalam arti mereka juga harus kita beri ruang untuk meningkatkan keterampilan, kebugaran, kepribadian, seni olahraga dan lainnya. Jadi tidak hanya sains dan ilmu agama saja. Inilah tujuan kami menggelar Aksioma," kata Nur Kholis.

Kedua kegiatan KSM dan Aksioma yang dihadiri sekitar 2700 peserta seluruh provinsi sekaligus menjadi momentum digelarnya Rembug Pimpinan Madrasah. Rembugan ini demi memberi masukan berkaitan dengan desain perencanaan program bagi kemajuan Madrasah untuk 2014 mendatang.
(ra/berbagai sumber)

Berita Honorer K2 Sumsel Tes CPNS

Written By MI Ma'arif NU Karangnangka on Minggu, 03 November 2013 | 02.07

Palembang, Humas Kanwil.
Sebanyak 914 tenaga honorer kategori dua (K2) di Lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel mengikuti tes calon pegawai negeri sipil (CPNS), Minggu (3/11). Ini artinya, dari 972 tenaga honorer K2 yang terdaftar dan memenuhi syarat ikut tes, sebanyak 58 tenaga honorer tidak hadir pada ujian yang dipusatkan di MAN 3 Palembang, MTsN 2 Palembang, dan MIN 2 Palembang tersebut.
Kakanwil Kemenag Sumsel Drs H Najib Haitami MM mengatakan, ada sejumlah alasan para honorer tersebut tidak hadir. Salah satunya karena mengikuti tes di tempat atau instansi lain. “Ada yang memang mengundurkan diri karena mengikuti tes melalui jalur umum,” tegas Najib ditemui di sela pelaksanaan tes CPNS K2 Kemenag Sumsel.
Menurut Najib, pada tes ini peserta mengikuti dua sesi ujian, yaitu Tes Kemampuan Dasar yang dilaksanakan mulai pukul 08.00 WIB sampai pukul 11.00 WIB dan Tes Kemampuan Bidang yang dilaksanakan pada pukul 12.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB. Najib berharap tenaga honorer K2 Kemenag Sumsel yang ikut tes hari ini bisa lulus jadi CPNS. Sehingga dapat memenuhi kekurangan pegawai di Kemenag Sumsel.
“Untuk wilayah Kota Palembang memang sudah cukup. Tapi di daerah-daerah seperti OKU Selatan dan Empat Lawang, kita memang masih kekurangan pegawai. Ada banyak KUA yang PNS-nya cuma satu orang, padahal idealnya setiap KUA memiliki tujuh pegawai,” jelas Najib.
Meski demikian, Najib menegaskan bahwa dalam tes ini Kemenag Sumsel hanya sebagai fasilitator. Kebijakan dan aturan dibuat oleh Menpan. Setelah ujian semua berkas soal dan lembar jawab komputer akan dibawa ke Jakarta oleh tim yang telah ditunjuk oleh panitia pusat dan selanjutnya diserahkan kepada Kemenpan untuk dikoreksi. “Dalam pelaksanaan ujian ini, Kemenpan juga melibatkan beberapa pihak seperti Polri, Badan Intelejen Negara, Indonesia Corrruption Watch, dan Ombudsman. Juga diawasi oleh BPKP dan Inspektorat Jenderal Kemenag RI,” kata Najib. (qudus)

Berita Bantuan Siswa Miskin

Written By MI Ma'arif NU Karangnangka on Jumat, 01 November 2013 | 22.25


 Foto

Guna mempercepat dan efektifitas dalam penyaluran Bantuan Siswa Miskin (BSM) tahun ini, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama RI Bahrul Hayat memerintahkan agar Direktorat Pendidikan Madrasah segera membangun sistem komputerisasi terkait pendataan dan penyaluran BSM, "Mohon Direktorat Madrasah mengkhususkan sistem informasi BSM ini, paling tidak dalam tiga bulan kedepan sistem ini harus ada. Mohon ini juga sebagai catatan bahwa kita dalam memperbaiki kedalam," katanya di depan para Kepala Bidang Madrasah seluruh Indonesia pada Selasa malam (24/9) di Bandung.

Selama ini, lanjut Bahrul, dalam penyaluran BSM masih secara manual. Untuk itu, hal ini harus diakhiri dan segera, harus ada sistem teknologi dalam penyaluran BSM, "Jika semua mengandalkan kertas ini menjadi sangat lama, jadi ini mesti diubah dan jika satu-satu kertas tersebut dimasukkan dalam ketikan, saya tidak bisa membayangkan apa yang terjadi," tukasnya.

Menyinggung Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 81 Tahun 2012 tentang Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/ Lembaga, dimana penyaluran BSM harus diserahkan langsung (LS) melalui rekening kepada siswa madrasah, Bahrul menilai hal itu perlu dikaji ulang, "Saya pribadi keberatan, sebab orangtua siswa penerima BSM-pun tidak punya rekening, tidak mungkinlah di Papua, NTT dan pulau-pulau kecil. Ini tidak mungkin mudah. Tapi dengan solusi untuk satu rekening penampung juga tidak baik, ternyata menumpuk di belakang dan itu tidak terselesaikan," paparnya. "Harus ada solusi tentang penyaluran lewat rekening," imbuhnya lagi.

Namun, Bahrul menghimbau kepada para Kabid Madrasah dari 33 Provinsi yang hadir supaya tetap melakukan langkah-langkah antisipatif dengan cara kerja yang berbasis pada Informasi dan Teknologi (IT) "mohon bantuan daerah tetap antisipatif dengan cara kerja yang menggunakan IT, jika dimanualkan tidak terbayang lagi,". Selain itu, Sekjen juga menilai bahwa titik kelemahan juga berada pada titik perencanaan yang tidak terlalu baik, "Kita memang harus akui kelemahan itu," tandasnya.

Sebelum menutup Kegiatan Rapat Koordinasi Bidang Pendidikan Madrasah Pusat dan Daerah, dan Sinkronisasi Program/Kegiatan Direktorat Pendidikan Madrasah Pusat dan Daerah Sekjen berpesan agar para Kabid Madrasah atau Kabid Pendidikan Islam melakukan rapat rutin dwiwulan guna mereview program yang dilaksanakan selama ini. "Juga terkait DIPA, peletakan DIPA harus sama dan jangan ada lagi bermacam-macam variasi peletakan DIPAnya," pungkasnya.
(shola/mss)

Berita Pengembangan Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilakukan dalam empat tahap. Pertama, penyusunan kurikulum di lingkungan internal Kemdikbud dengan melibatkan sejumlah pakar dari berbagai disiplin ilmu dan praktisi pendidikan. Kedua, pemaparan desain Kurikulum 2013 di depan Wakil Presiden selaku Ketua Komite Pendidikan yang telah dilaksanakan pada 13 November 2012 serta di depan Komisi X DPR RI pada 22 November 2012. Ketiga, pelaksanaan uji publik guna mendapatkan tanggapan dari berbagai elemen masyarakat. Salah satu cara yang ditempuh selain melalui saluran daring (on-line) pada laman http://kurikulum2013.kemdikbud.go.id , juga melalui media massa cetak. Tahap keempat, dilakukan penyempurnaan untuk selanjutnya ditetapkan menjadi Kurikulum 2013.
Inti dari Kurikulum 2013, adalah ada pada upaya penyederhanaan, dan tematik-integratif. Kurikulum 2013 disiapkan untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan. Karena itu kurikulum disusun untuk mengantisipasi perkembangan masa depan.
Titik beratnya, bertujuan untuk mendorong peserta didik atau siswa, mampu lebih baik dalam melakukan observasi, bertanya, bernalar, dan mengkomunikasikan (mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah menerima materi pembelajaran. Adapun obyek yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan kurikulum 2013 menekankan pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya.
Melalui pendekatan itu diharapkan siswa kita memiliki kompetensi sikap, ketrampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Mereka akan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif, sehingga nantinya mereka bisa sukses dalam menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di zamannya, memasuki masa depan yang lebih baik.
Pelaksanaan penyusunan kurikulum 2013 adalah bagian dari melanjutkan pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dengan mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu, sebagaimana amanat UU 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada penjelasan pasal 35, di mana kompetensi lulusan merupakan kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan sesuai dengan standar nasional yang telah disepakati. Paparan ini merupakan bagian dari uji publik Kurikulum 2013, yang diharapkan dapat menjaring pendapat dan masukan dari masyarakat.

Menambah Jam Pelajaran
Strategi pengembangan pendidikan dapat dilakukan pada upaya meningkatkan capaian pendidikan melalui pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi; efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan profesionalitas guru; serta lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran.
gambar1
skema1
Skema 1. menyajikan tentang Strategi Peningkatan Efektivitas Pembelajaran. Sedang gambar 1. menggambarkan tentang strategi meningkatkan capaian pendidikan, yang digambarkan melalui sumbu x (efektivitas pembelajaran melalui kurikulum, dan peningkatan kompetensi dan prefesionalitas guru), y (pembelajaran siswa aktif berbasis kompetensi) dan z (lama tinggal di sekolah dalam arti penambahan jam pelajaran).
Rasionalitas penambahan jam pelajaran dapat dijelaskan bahwa perubahan proses pembelajaran (dari siswa diberi tahu menjadi siswa mencari tahu) dan proses penilaian (dari berbasis output menjadi berbasis proses dan output) memerlukan penambahan jam pelajaran. Di banyak negara, seperti AS dan Korea Selatan, akhirakhir ini ada kecenderungan dilakukan menambah jam pelajaran. Diketahui juga bahwa perbandingan dengan negara-negara lain menunjukkan jam pelajaran di Indonesia relatif lebih singkat. Bagaimana dengan pembelajaran di Finlandia yang relatif singkat. Jawabnya, di negara yang tingkat pendidikannya berada di peringkat satu dunia, singkatnya pembelajaran didukung dengan pembelajaran tutorial yang baik.
Penyusunan kurikulum 2013 yang menitikberatkan pada penyederhanaan, tematik-integratif mengacu pada kurikulum 2006 di mana ada beberapa permasalahan di antaranya; (i) konten kurikulum yang masih terlalu padat, ini ditunjukkan dengan banyaknya mata pelajaran dan banyak materi yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak; (ii) belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional; (iii) kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan; beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan (misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills dan hard skills, kewirausahaan) belum terakomodasi di dalam kurikulum; (iv) belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global; (v) standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada guru; (vi) standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala; dan (vii) dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak menimbulkan multi tafsir.
skema2
skema3
Skema 2 menggambarkan tentang kesenjangan kurikulum yang ada pada konsep kurikulum saat ini dengan konsep ideal. Kurikulum 2013 mengarah ke konsep ideal. Sedang skema 3 menjelaskan alasan terhadap pengembangan kurikulum 2013

Perencanaan Pembelajaran


Pencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, serta rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. 

perencanaan pembelajaran mengarah pada proses penerjemahan kurikulum yang berlaku. Sedangakan, desain pembelajaran menekankan pada merancang program pembelajaran untuk membantu proses belajar siswa. Hal inilah yang membedakan keduanya. Perencanaan berorientasi pada kuriklum, sedangkan desain berorientasi pada proses pembelajaran.
Namun demikian, baik pengembangan perencanaan maupun pengembangan desain pembelajaran keduanya disusun berdasarkan pendekatan sistem.[1] Jika kita berbicara tentang sistem, maka tidak akan lepas dari yang namanya unsur/komponen dan ciri-cirinya, serta bagaimana pendekatan sistem itu dipalikasiakan dalam pembelajaran PAI. Oleh karena itu, Agar mengetahui lebih lanjut mengenai Pendekatan dalam Sistem Pengajaran, akan dipaparkan lebih detail dalam makalah ini.

II. RUMUSAN MASALAH
A. Apa Pengertian Pendekatan dalam Sistem Pengajaran?
B. Apa Saja Unsur-unsur Sistem?
C. Apa Saja Ciri-ciri Sistem?
D. Bagaimana aplikasi Unsur-unsur dan Ciri-ciri Sistem dalam Pembelajaran PAI?
III. PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan dalam Sistem Pengajaran
Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum. Terdapat dua pendekatan terhadap pembelajaran yaitu yang berpusat kepada guru (teacher centered approaches) dan yang berpusat kepada siswa (student centered approaches).[2]
Istilah sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang mempunyai pengertian : 1. Suatu keseluruhan yang tesusun dari sekian banyak bagian. 2 Hubungan yang berlangsung di antara satuan satuan atau komponen komponen secara teratur. Dari kedua pengertian itu dapat di tarik satu pengertian lagi bahwa sistem adalah suatu keseluruhan / keutuhan yang terdiri atas sejumlah bagian, atau komponen yang saling berhubungan secara teratur yang biasa juga disebut sebaga sub sistem.[3]
Istilah sistem sering didefinisikan suatu bangunan atau organisasi atau lembaga yang terdiri dari sub komponen/elemen, yang berinteraksi, berinterdependensi, dimana salah satu elemen/komponen rusak atau hilang maka akan mengganggu komponen yang lainnya serta mengganggu kualitas kinerja dari organisasi tersebut.[4] Sistem bukanlah “cara” atau “metode” seperti yang banyak dikatakan orang. Cara hanyalah sebagian kecil dari suatu sistem. Jadi yang dimaksud dengan sistem adalah sebagai suatu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu.[5]
Pendekatan sitem (System Approach), adalah suatu proses yang dengan kebutuhan diidentifikasi, problem dipilih, syarat-syarat pemecahan problem diidentifikasi, pemecahan dipilih dari beberapa alternatif, metode dan alat dicari dan diterapkan, hasil evaluasi, dan revisi yang diperlukan terhadap seluruh bagian dari sistem tersebut dilaksanakan, sedemikian rupa sehingga kebutuhan dapat tercapai.[6]
Makna sistem dalam pembelajaran berarti adanya pemahaman atau asumsi guru bahwa pembelajaran harus didukung oleh berbagai elemen secara utuh dan komprehensif, meninggalkan salah satu elemen akan menimbulkan kegagalan proses pembelajaran. Artinya dalam pembelajaran guru tidak cukup hanya menguasai materi saja, guru juga tidak cukup hanya pandai menggunakan media dan metode saja, tetapi guru harus benar-benar mampu melaksanakan semua faktor yang ada dalam pembelajaran secara komprehensif.[7]
Pengajaran sebagai suatu sistem merupakan suatu pendekatan pengajar yang menekankan hubungan sistematik antara berbagai komponen dalam pengajaran. Hubungan sistematik mempunyai arti bahwa komponen yang terpadu dalam suatu pengajaran sesuai dengan fungsinya saling berhubungan satu sama lain dan membentuk kesatuan. Hubungan sistematik atau penekanan kepada sistem, merupakan ciri pertama dari pengajaran ini. Ciri kedua adalah penekanan kepada perilaku yang dapat di ukur atau di amati.[8]

B. Unsur-unsur Sistem
Keberadaan unsur dalam sistem memiliki kedudukan yang sangat penting. Agar perencanaan dalam sebuah sistem dapat berjalan dengan baik, maka diperlukan unsur-unsur yang harus ada didalamnya, berikut unsur-unsur dalam suatu sistem yaitu:
1. Input (masukan) yaitu unsur-unsur yang sumber-sumbernya diterapkan atau dimanfaatkan, misalnya: sumber, biaya, personal.
2. Output (keluaran) yaitu hasil konversi dari proses suatu sistem, misalnya: hasil, produk atau keuntungan.[9]
Adapun unsur-unsur dalam sistem pembelajaraan yaitu:
1. Siswa
Proses pembelajaran pada hakikatnya diarahka untuk membelajarkan siswa agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dengan demikian, maka proses pengembangan dan desain pembelajaran, siswa harus dijadikan pusat dari segala kegiatan. Artinya keputusan-keputusan yang diambil dalam perencanaan dan desain pembelajaran disesuaikan dengan kondisi siswa yang bersangkutan, baik sesuai dengan kemampuan dasar, minat dan bakat, motivasi belajar, dan gaya belajar siswa itu sendiri.
2. Tujuan
Tujuan adalah unsur terpenting dalam pembelajaran setelah unsur siswa sebagai subyek belajar. Tujuan penyelenggaraan pendidikan diturunkan dari visi dan misi lembaga pendidikan itu sendiri. Misalnya, a. Melatih siswa agar memiliki kemampuan tinggi dalam bidang tertentu b. Mengajarkan keterampilan dasar bagi siswa c. Memberikan jaminan agar menjadi lulusan tenaga kerja yang efektif dalam bidang tertentu, memiliki kreativias yang tinggi dan sebagainya.
Adapun tujuan yang bersifat khusus yang direncanakan oleh guru meliputi: a. Pengetahuan, informasi, serta pemahaman sebagai bidang kognitif b. Sikap dan apresiasi, sebagai tujuan bidang afektif c. Berbagai kemampuan sebagai bidang psikomotorik.
Dalam konteks pembelajaran, tujuan khusus dirumuskan sebagai teknik untuk mencapai tujuan pendidikan.
3. Kondisi
Kondisi adalah berbagai pengalaman belajar yang dirancang agar siswa dapat mencapai tujuan khusus seperti yang telah dirumuskan. Pengalaman belajar harus mendorong siswa aktif belajar baik secara fisik maupun nonfisik. Merencanakan pembelajaran salah satunya adalah menyediakan kesempatan pada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajarnya sendiri.
4. Sumber-sumber belajar
Sumber belajar berkaitan dengan segala yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengalaman belajar. Didalamnya meliputi lingkungan fisik seperti tempat belajar, bahan dan alat yang dapat digunakan, personal seperti guru, petugas perpustakaan dan ahli media, dan siapa saja yang berpengaruh baik langsung maupun tidak langsung untuk keberhasilan dalam pengalaman belajar.
5. Hasil belajar
Hasil belajar berkaitan dengan pencapaian dalam memperoleh kemampuan sesuai dengan tujuan khusus yang direncanakan. Dengan demikian, tugas utama guru dalam kegiatan ini adalah merancang instrumen yang dapat mengumpulkan data tentang keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan data tersebut guru dapat mengembangkan dan memperbaiki program pembelajaran.[10]
Unsur merupakan sinonim kata komponen. Dilihat dari fungsinya setiap komponen ada yang bersifat integral dan ada unsur yang tidak integral.
1. Unsur integral adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari keberadaan sistem itu sendiri. Misalnya komponen siswa dan guru. Kita akan sulit menganggap bahwa sekolah itu ada manakala di sekolah itu tidak ada siswa yang diajar atau tidak ada guru yang mengajar.
2. Komponen tidak integral adalah kmponen pelengkap. Artinya, walaupun komponen itu tidak ada, maka tidak akan memengaruhi keberadaan suatu sistem, walaupun mungkin akan mengganggu perjalanan sistem itu sendiri. Misalnya komponen perpustakaan dalam suatu lembaga sekolah. Walaupun sekolah tidak memiliki perpustakaan, akan tetapi tidak akan menggoyahkan keberadaan sekolah tersebut.[11]

C. Ciri-ciri Sistem
Dari pengertian sistem yang telah dijabarkan di atas dapat diambil ciri utama suatu sistem, yaitu:
1. Setiap sistem memiliki tujuan
Setiap sistem pasti memiliki tujuan. Tujuan manusia sebagai organisme adalah agar dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Tujuan keberadaan lembaga pendidikan adalah agar dapat melayani setiap anak didik untuk mencapai setiap tujuan pendidikannya. Jadi dengan demikian, setiap sistem memiliki tujuan yang pasti. Tujuan itulah yang menggerakkan sistem.
2. Setiap sistem memiliki fungsi
Untuk mencapai tujuan, setiap sistem memiliki fungsi tertentu. Misalnya, agar manusia dapat melaksanakan tugas kehidupannya. Adapun agar proses pendidikan berjalan dan dapat mencapai tujuan secara optimal diperlukan fungsi perencanaan, fungsi administrasi, fungsi kurikulum, fungsi bimbingan, dan lain sebagainya. Fungsi inilah yang terus menerus berproses hingga tercapainya tujuan.
3. Setiap sistem memiliki komponen
Untuk melaksanakan fungsi-fungsinya tiap sistem pasti memiliki komponen-komponen yang satu sama lain saling berhubungan. Agar fungsi perencanaan dapat berjalan dengan baik diperlukan komponen silabus dan RPP, agar fungsi administrasi dapat menunjang keberhasilan sistem pendidikan diperlukan komponen administrasi kelas, administrasi siswa, administrasi guru, dan lain sebagainya. Agar kurikulum berfungsi sebagai alat pendidikan diperlukan komponen tujuan, isi atau meteri pelajaran, strategi pembelajaran serta komponen evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu sistem setiap komponen harus dapat melaksanakan fungsinya dengan tepat.[12]
Jenis-jenis sistem bisa ditinjau dari aspek-aspek tertentu. Dalam hal ini hanya ditinjau dari aspek yaitu aspek terbuka (suatu sistem yang dapat menerima input dari luar sistem, misal berupa informasi dari luar)[13] dan tertutup yang berarti kebalikan dari aspek terbuka. Perencanaan pendidikan berkaitan dengan sistem terbuka. Oleh sebab itu yang dibahas adalah sistem terbuka. Berikut ini ciri-ciri sistem terbuka:
1. Mengimport energi, materi, dan informasi dari luar. Pendidikan akan mendatangkan pengajar atau pendidik, uang, alat-alat belajar, para siswa/ mahasiswa dan sebagainya dari luar sekolah dan erguruan tinggi.
2. Memiliki proses pendidikan akan memproses para siswa/ mahasiswa sebagai bahan mentah dalam proses belajar mengajar untuk menjadi bahan jadi beupa lulusan-lulusan.
3. Menghasilkan output atau mengeksport materi, energi, dan informasi.
4. Merupakan kejadian yang berantai, input diproses mengeluarkan output.
5. Memiliki negatif entropy, yaitu suatu usaha untuk menahan kepunahan dengan cara membuat import lebih besar daripada eksport.
6. Mempunyai alur informasi sebagai umpan balik untuk memperbaiki diri.
7. Ada kestabilan yang dinamis.
8. Memiliki diferensi yaitu spesialisasi-spesialisasi.
9. Ada prinsip equifinalty yaitu banyak jalan untuk mencapai tujaan yang sama. Pemerintah memberi kesempatan kepada pendidik untuk berkreasi menciptakan cara-cara yang lebih baik dalam usaha memajukan pendidikan.[14]
D. Aplikasi Unsur-unsur dan Ciri-ciri Sistem dalam Pembelajaran PAI
Unsur-unsur serta ciri sistem pasti ada dalam suatu sistem, karena adanya sistem tidak akan lepas dari unsur dan ciri tersebut. Aplikasi dalam pembelajaran berarti suatu proses untuk menerapkan makna sistem dalam proses pembelajaran. Aplikasi dalam pembelajaran mengandung makna:
1. Adanya pemahaman secara utuh, komprehensif dan terpadu, bahwa proses pembelajaran itu sangat tergantung dari berbagai elemen, jika salah satu elemen terganggu atau rusak maka akan mengganggu keberhasilan proses pembelajaran. Dengan demikian guru mampu memberdayakan seluruh elemen yang ada dalam pembelajaran.
2. Adanya sifat dan sikap keterbukaan yang dimiliki guru dan siswa, yaitu adanya kesediaan untuk menerima kritik atau informasi dari luar, kita harus menerima kritik atau masukan dari pendapat orang lain. Jika merasa dirinya benar dan orang lain salah maka sistem tidak akan bisa diterapkan dalam proses pembelajaran.
Jika berfikir sistem diterapkan dalam pembelajaran, maka seorang guru harus melakukan beberapa langkah sebagai berikut:
1. Merumuskan tujuan pembelajaran (tujuan instruksional). Tujuan adalah suatu rencana atau rumusan yang akan diperoleh. Rumusan tujuan akan sangat membantu guru dalam menentukan arah atau strategi dalam pembelajaran. Dengan demikian, menentukan tujuan pembelajaran berarti menentukan arah tentang proses pembelajaran
2. Melakukan proses pengumpulan data dan proses analisisnya. Data yang dikumpulkan adalah data menyangkut tentang (a) anak didik yang meliputi kemampuan awalnya (entry behavior), tingkat perhatian, kualitas motivasi, konsentrasi, kedisiplinan, latar belakang sosial, ekonominya. (b) data tentang materi pelajaran (mata pelajaran) yang meliputi jenis materinya baik bersifat logika, etika, dan lain-lain. (c) data tentang guru yang meliputi masalah kompetensi kepribadian, sosial, profesional dan pedagogik, gaya yang dilakukan dalam mengajar, cara mengevaluasi, kemampuan pengelola kelas dan kemampuan memahami landasan kependidikan. (d) data tentang sistem kepemimpinan yang meliputi pola dalam menyusun perencanaan, cara dalam mengidentfikasi permasalahan, cara mengambil keputusan. Seluruh data tersebut dianalisis sehingga nantinya dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran.
3. Hasil analisis terhadap data tersebut di atas, kemudian dijadikan dasar atau landasan guru dalam menyusun materi dan melakukan proses pembelajaran agar proses pembelajaran benar-benar berjalan secara efektif dan efisien. [15]
Dalam pembelajaran PAI, misalkan seorang guru dalam menentukan materi atau sistem pembelajaran yang akan di terapkan kepada murid-muridnya, hendaknya seorang guru mengetahui karakter muridnya dan mengetahui meteri yang akan di ajarkan sehingga materi dapat terserap oleh murid dan pembelajaran berjalan secara efektif.
Salah satu unsur dari sistem yaitu tujuan. Dalam pembelajaran PAI pun tidak terlepas dari yang namanya tujuan. Adapun tujuan Pendidikan Agama Islam (PAI) yaitu bertujuan meningkatkan keimanan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi.
Fungsi pengajaran Agama Islam yaitu:
1. Pengembangan: yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
2. Penyaluran: yaitu untuk menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat berkembang optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat untuk orang lain
3. Perbaikan: yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekuranan pemahaman dalam ajaran agama Islam dalam kehidupan sehari-hari.
4. Pencegahan: yaitu untuk mengkal hal-hal negatif dari lingkungan peserta didik atau dari budaya lain yang dapat membahyakan dan menghambat perkembangan dirinya menuju manusia Indonesia seutuhnya.
5. Penyesuaian: yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran Islam.
6. Sumber nilai: yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
7. Pengajaran: yaitu untuk menyampaikan pengetahuan keagamaan yang fungsional.[16]
Dalam undang-undang SISDIKNAS No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa “pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepaa tuhan yang maha esa, berahlak mulia, sehat ,berilmu, cakap, kreatif, mandiri ,dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”
Menurut tafsir (2002), bagi umat islam dan khususnya dalam pendidikan islam, kompetensi iman dan taqwa serta memiliki akhlak mulia tersebut sudah lama disadari kepentinganya, dan sudah diimplementasikan dalam lembaga pendidikan islam. dalam pandanngan islam, peran kekholifahan manusia dapat direalisasikan melalui tiga hal yaitu:
1. Landasan yang kuat berupa iman dan takwa
2. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Akhlak mulia
Dari beberapa pendapat diatas, maka pendekatan sistem pengajaran PAI adalah kumpulan dari sekian banyak komponen yang saling berintegrasi , saling berfungsi secara kooperatif dan saling mempengaruhi dalam rangka mewujudkan generasi-generasi yang berwawasan luas beriman dan bertakwa serta memiliki akhlak yang mulia.[17]

Perencanaan Pembelajaran

Pencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran ...

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. MIMA NU Kr. Nangka - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger