Masa kehamilan adalah momen awal kehidupan bagi calon manusia. Di
dalam rahim ibu si calon bayi sangat membutuhkan suplai makanan dari
ibunya. Kebutuhan si jabang bayi sangat bergantung pada nutrisi yang
dihisap dari ibunya. Oleh sebab itu, si calon ibu harus pandai memilah
dan memilih makanan yang sehat dan bergizi. Dalam hal ini dia tidak bisa
berpikir untuk kepentingan dirinya sendiri. Di dalam rahimnya sedang
tumbuh calon manusia yang sangat bergantung pada ibunya.
Apakah kebutuhan nutrisi makanan saja yang dibutuhkan oleh si jabang
bayi? Hakikatnya setiap manusia terdiri dari dua unsur, jasmani dan
rohani. Kebutuhan yang sifatnya jasmani atau materiil mungkin bisa
dicukupi dengan suplai nutrisi terbaik dari ibunya. Lantas, bagaimana
dengan kebutuhan rohani atau spiritualnya?
Kebutuhan spiritual itu bisa disebutkan antara lain kasih sayang,
keyakinan dan pendidikan. Mungkinkah kita mendidik anak yang masih
berwujud janin? Jawabannya adalah bisa. Mengapa ini bisa terjadi? Karena
pada saat itu ibu bisa disebut dalam kondisi two in one. Ada dua
makhluk dalam satu tubuh. Justru saat itulah momen terpenting untuk
mendidik calon anaknya. Pada saat tubuh masih menyatu dengan calon
anaknya, bersatu dalam jiwa dan raga, pasti lebih mudah mendidik ananda.
Pendidikan dasar apa yang penting untuk diberikan pada saat janin
masih ada dalam kandungan? Kita kembali menengok kemampuan dasar yang
penting dimiliki oleh setiap anak. Kemampuan tersebut adalah kemampuan
membaca. Karena dengan membaca ini setiap manusia akan tahu apa yang
sebelumnya belum diketahuinya.
Membaca hakikatnya adalah jalan untuk mengerti dari segala
ketidakmengertian. Setelah manusia mengerti akan makin mampu mengisi
kehidupannya dengan lebih baik sebagai wakil Tuhan di bumi ini. Bahkan
kata pertama yang diturunkan hingga lengkap menjadi Al-Quran, kitab suci
umat muslim adalah perintah iqra’ (bacalah). Oleh sebab itu,
sangat penting agar kemampuan membaca inilah yang ditanamkan lebih
dahulu oleh setiap ibu hamil pada janinnya.
Membaca boleh jadi dimulai dari aktivitas membaca buku, koran,
majalah dan sebagainya. Akan tetapi, setelah karakter suka membaca itu
telah tumbuh, maka setiap reader (pembaca) akan mengembangkan
kemampuan membaca pada unsur atau aspek lain yang lebih luas. Misalnya
membaca potensi, membaca peluang, membaca kelemahan, membaca ciptaan dan
kekuasaan Tuhan. Dan seterusnya, dengan membaca kita akan makin yakin
pada Tuhan yang telah menciptakan kita. Manusia yang lebih diunggulkan
dari makhuk lain karena faktor ‘akal pikiran’.
Guru Pertama dan Utama
Kaum perempuan adalah primus interparis bagi kelanjutan generasi baru. Mereka telah melahirkan anak yang pada gilirannya adalah penerus dan regenerasi ummat manusia.
Sebagai ibu, para wanita adalah guru pertama dan utama bagi
anak-anaknya di rumah tangga. Baik buruknya tingkah laku anak tergantung
pada format awal dari software sang bunda. Terlebih surga ada di telapak kakinya bagaikan software anti virus yang paling ampuh.
Baik buruknya generasi bangsa ini tergantung dari pendidikan kedua
orangtua terutama kaum ibu. Baiknya generasi muda tercermin dari
harmonisnya rumah tangga. Rumah tangga harmonis adalah cerminan dari
harmonisnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Dan peran kaum ibu dalam
keutuhan negara juga sangat besar. Oleh sebab itulah kaum wanita
diistilahkan sebagai tiang negara.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana agar kaum wanita bisa menjadi guru
yang baik bagi anaknya. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana menjadi guru
yang baik?
Thomas Gordon, seorang penyelenggara kursus-kursus keterampilan yang terkenal di Amerika Serikat. Dalam bukunya yang berjudul: Teacher Effectiveness Training, mengemukakan 8 persyaratan guru yang baik.
- Mampu menjaga gejolak emosinya;
- Selalu berprasangka baik untuk setiap anak didiknya;
- Menjaga rahasia dan perasaan yang memungkinkan anak didiknya terganggu;
- Memandang semua peserta didik sama;
- Menjadi fasilitator dan motivator bagi anak didiknya;
- Konsisten dalam pendirian dan tingkah laku;
- Bijaksana dalam mengatasi setiap kesulitan anak didik;
- Sanggup memberikan bantuan secara maksimal kepada anak didik.
Kedelapan hal tersebut boleh dipedomani oleh setiap ibu hamil yang hakikatnya adalah guru pertama dan utama bagi calon bayinya.
Selanjutnya, kembali pada konsep penanaman karakter suka membaca pada janin. Apa yang perlu dilakukan?
Ibu perlu meyakini bahwa ananda yang berwujud janin dalam
kandungannya adalah amanat Tuhan. Dia harus menerima yang terbaik untuk
kesuksesan hidupnya kelak. Sejak ibu positif hamil, mulailah dengan niat
untuk mendidik dan/atau menanamkan karakter suka membaca pada calon
anaknya. Niat itulah yang menjadi strating mulai proses penanaman
karakter.
Selanjutnya, lakukan kebiasaan membaca. Tidak harus porsi berjam-jam
tiap hari. Meskipun 10 atau 15 menit, tetapi rutinkan itu tiap hari.
Dengan pola pembiasaan inilah, nantinya akan tertanam kuat kesukaan dan
selanjutnya menjadikan membaca sebagai kebutuhan. Baik untuk ibu, juga
pasti tersalur untuk janinnya.
Dus, teknik di bawah ini perlu dilakukan dalam keseharian ibu hamil.
Sehingga proses menunggu kelahiran selama 9 bulan akan menjadi indah
dengan kebiasaan melakukan teknik penanaman karakter tersebut. Perlu
diyakini bahwa teknik ini tidak hanya dengan fisik saja. Perlakuan ini
juga perlu dilakukan dengan ‘hati’. Suara hati ibu pasti tersambung
dengan janinnya. Teknik ‘olah hati’ ini mengasah setiap ibu menjadi
lebih peka, lebih bijaksana, dan lebih bertanggungjawab demi masa depan
buah hatinya.
Teknik penanaman karakter membaca tersebut ada empatbelas. Hal ini
disesuaikan dengan surat pertama dari Al-Quran (surat al-‘Alaq) yang
terdiri dari 5 + 14 ayat. Angka empat belas ini digunakan untuk teknik
penanaman karakter membaca pada janin.
- Pakailah pembatas setiap selesai membaca. Setiap ibu hamil membaca gunakan alat pembatas yang menentukan dimana bacaan terakhir sebelum berganti aktivitas lainnya.
- Hilangkan perasaan bosan atau sok ngerti. Apapun yang ibu temui dan baca, yakinkan di hati bahwa yang kit abaca suatu saat bahkan saat ini penting. Juga, perasaan kita harus meyakini bahwa dibalik yang kita tahu, hakikatnya banyak yang tidak kita ketahui.
- Biasakan membaca ulang. Setiap mengulang apapun bacaan, akan makin tahu bahkan hafal.
- Jangan batasi bacaan hanya pada satu judul atau satu topik saja. Apapun bacaan lahapi saja.
- Berdoalah agar diberi pemahaman yang lebih dari apa yang dibaca.
- Saat menjumpai hambatan apapun, pandai-pandailah memilah prioritas paling utama yang harus didahulukan untuk dilakukan terlebih dahulu.
- Lakukan aktivitas keseharian dengan benar dan sesuai aturan atau petunjuknya.
- Jangan sepelekan apapun yang telah Anda baca.
- Carilah inti pelajaran dari setiap bacaan Anda.
- Usaplah ubun-ubun kepala setiap selesai membaca.
- Yakinkan bahwa janin meneladani ibu membaca dan meninggalkan kemalasan.
- Yakinkan di hati bahwa ibu senantiasa siap menolong dalam suka maupun duka.
- Yakinkan di hati bahwa ibu akan membuang segala keluh kesah.
- Yakinkan dengan hati, bahwa membaca adalah jalan untuk mendekat pada Tuhan.
Demikianlah keempatbelas olah fisik dan hati tersebut sangat mudah
dilakukan oleh setiap ibu. Mudah dilakukan berarti setiap ibu bisa
melakukan. Yang penting adalah rutinitas dan kesungguhan untuk melakoninya.
Meskipun hal mudah tetapi harus diyakini akan tertanam kuat pada janin
ibu. Insya Allah ananda yang sudah belajar sejak dalam kandungan menjadi
manusia yang cerdas dan sukses dalam kehidupannya. Bukankah itu yang
diharapkan oleh setiap orang tua?Aamiin.
Posting Komentar